Popular Posts

Tuesday, February 15, 2011

Satwa Liar Menyebarkan Penyakit



Lingkungan manusia yang sangat rentan Berbeda dengan lingkungan binatang, tempat tinggal manusia adalah lingkungan buatan yang diproteksi dengan sangat ketat. Dari sejak lahir bayi manusia sudah mendapat proteksi dari lingkungannya.
Anak-anak di kota besar umumnya lahir di rumah sakit dalam ruangan bebas hama. Mereka mendapat perlakuan standard perawatan umum yang intinya menjaga agar anak tidak mudah mendapat infeksi atau tertular penyakit.
Dalam periode tertentu mendapat imunisasi dan pemeriksaan kesehatan rutin. Untuk pertumbuhannya, bayi mendapat tambahan nutrisi dan vitamin selain ASI.
Pendek kata, seorang bayi manusia lahir penuh dengan perlindungan yang amat lengkap. Demikian juga dengan tempat tinggal manusia. Manusia hidup dalam lingkungan yang sengaja menjauh dari kompetisi alam. Dari sejak lahir manusia sudah hidup dalam rumah, bahkan dalam ruangan yang terlindung yang bersih dan nyaman.
Dalam sejarah manusia, entah mulai kapan manusia sudah melindungi diri dengan membuat lingkungan hidupnya terhindar dari hujan lebat, panas terik matahari, kencangnya angin malam, atau serangan wabah penyakit. Manusia menyiapkan dirinya untuk jauh dari alam.
Kenyataan itu sebenarnya sudah cukup untuk menunjukkan bahwa sebenarnya manusia tidak siap untuk hidup di alam bebas. Manusia dari sejak awal sudah diajarkan membentengi dirinya dalam menghadapi ancaman yang datang langsung dari alam.
Berbeda dengan satwa liar yang dari lahir hingga besar memang selalu menghadapi ancaman. Hanya yang kuat menghadapi ancaman yang bisa bertahan hidup dan mengembangkan dirinya. Benteng perlindungan lingkungan hidup manusia di satu sisi memang sangat kuat dan kokoh, tetapi di sisi lain sangat rapuh dan rentan.
Ketika muncul suatu substansi yang bisa menjadi penyakit yang sebelumnya belum pernah dikenal dan tiba-tiba masuk dalam kehidupan manusia, entah dari mana datangnya, penyebab penyakit yang sederhana sekalipun akan menjadi sangat mematikan, membuat kebingungan dan bencana bagi manusia. Dalam sejarah umat manusia keadaan seperti ini sudah banyak terjadi. Flu biasa pada tahun 30’an abad yang lalu menjadi wabah besar yang merenggut nyawa jutaan orang seluruh dunia.
HIV AIDS yang mengerikan dan Flue burung, adalah salah satu dari berbagai penyakit yang menyerang manusia dan diduga berasal dari binatang. Penyakit infeksi umumnya datang dari binatang. Di alam binatang secara alamiah membangun anti-body yang selalu diperbarui atau dia mati tidak mampu bertahan. Demikian juga kuman penyakit akan selalu memutasikan dirinya jika tidak mampu lagi menyerang tubuh sasarannya.
Atas dasar alasan yang cukup kuat ini, kita menjawab pertanyaan, mengapa kita jangan menghadirkan satwa liar ke dalam kehidupan kita. Selain kita mungkin tidak dapat menahan serangan dari penyakit yang mungkin dibawa oleh binatang, atau juga karena bibit penyakit yang dibawa oleh binatang itu sebelumnya memang tidak pernah mengenal senjata yang belum tentu bisa mematikan dia. Bahkan jika dia akan berhadapan dengan antibiotik yang belum dikenalnya sekalipun, biasanya penyakit akan dengan mudah membangun sistem resistensi sehingga antibiotik itu tidak lagi mampu menyerangnya.
Mekanisme ini sangat rumit tetapi umumnya bisa dipahami dengan sangat mudah bagi semua orang. Itu lah sebabnya ada orang yang sangat lama sembuh dari penyakit sekadar flu meskipun dia telah menghabiskan obat antibiotik yang diberikan oleh dokter.
Mungkin ada alasan lain yang justeru kebalikan dari alasan bahwa binatang membawa penyakit untuk kita. Para ahli mengemukakan bahwa kita juga membawa penyakit untuk binatang. Beberapa waktu yang lalu dari hasil penelitian ditemukan bahwa sebagian besar orangutan yang pernah dipelihara oleh manusia mendapat infeksi kuman TB (tuberculosis), kemungkinan kuman itu berasal dari manusia yang ditularkan ke orangutan.
Selain kuman tuberculosis, orangutan juga bisa tertular malaria dan hepatitis. Penelitian lebih jauh perlu dilakukan karena kita belum banyak memahami jika terjadi infeksi sebaliknya, TB, hepatitis, atau malaria dari binatang ke manusia, karena berkaitan dengan perkembangan pengobatan yang bisa dikuasai oleh manusia saat ini.
Pusat Pengontrolan Penyakit dan Pencegahannya di Amerika (CDC—The Centers for Disease and prevention) menganjurkan untuk tidak menyentuh/berkontak langsung dengan satwa-satwa liar oleh karena alasan yang mudah: mereka (satwa liar) bisa membawa penyakit yang berbahaya bagi manusia, seperti rabies, virus herpes B, dan Salmonella. Virus herpes B yang biasanya ditemukan pada monyet macaque bisa berakibat fatal bagi manusia.
Ribuan orang terinfeksi Salmonella tiap tahunnya akibat menyentuh/kontak langsung dengan satwa reptil dan satwa amfibi, yang membuat CDC menganjurkan agar satwa-satwa ini tidak dipelihara dalam rumah dengan anak berusia di bawah 5 tahun. Cacar monyet (monkeypox) mulai tersebar ketika mamalia kecil yang terjangkit diimpor melalui perdagangan satwa illegal dan menginfeksi satwa kecil seperti tupai/tikus setempat, yang juga diperjualbelikan sebagai satwa peliharaan.

No comments:

Post a Comment